September 30, 2010

Abunawas Memantati Sang Raja

Suatu hari Abu Nawas menerima tantangan dari kawan-kawanya, berikut kisahnya,
"Kami tahu engkau selalu bisa melepaskan diri dari perangkap-perangkap yg dirancang Baginda Raja Harun Ar-Rasyd. Tapi kali ini kami yakin engkau pasti dihukum Bgd bila berani melakukanya". Kata mereka kawan2 Abu Nawas.

"Tidak ada yg patut ditakuti selain Allah". Tantang Abu Nawas.


"Selama ini belum ada yg berani memantati (menunjukan pinggul ke arah wajah) Baginda Raja Harun Arrasyid. Bukankah begitu Abu Nawas?". Tanya kawanya.

"Tentu aja tak ada yg berani, karena itu adalah pelecehan yg amat berat". Kata Abu Nawas.
"Itulah yg ingin kami ketahui darimu. Beranikah engkau melakukanya?"

"Sudah kukatakan bahwa aku hanya takut kepada Allah SWT saja. Sekarang apa taruhanya bila aku bersedia melakukanya?". Tanya Abu Nawas.

"Seratus keping uang emas. Tapi syaratnya Baginda Raja Harrun Arrasyid harus tertawa tatkala engkau pantati". Kata mereka.Abu Nawas menyanggupi tawaran berbahaya itu.

Minggu depan, Baginda Raja Harun Ar-Rasyid akan mengadakan jamuan kenegaraan. Para mentri, pegawai istana dan orang2 dekat Baginda diundang, termasuk Abu Nawas. Abu Nawas merasa hari2 berlalu dengan cepat karena ia harus menciptakan jalan keluar yang aman dari hukuman. Tapi bagi kawan Abu Nawas hari2 terasa amat panjang. Karena mereka tak sabar menunggu peteruhan yg amat mendebarkan itu.
Baginda Raja menginginkan perjamuan nanti meriah karena Baginda juga mengundang Raja2 negeri sahabat.
Namun, ketika hari yg dijanjikan tiba, semua tamu sudah datang kecuali Abu Nawas. Kawan2 Abu Nawas agak kecewa. Mereka menganggap Abu Nawas berubah pikiran. Namun, mereka keliru Abu Nawas bukanya tak datang, tapi terlambat, sehingga ia duduk di tempat paling belakang.
Ceramah demi ceramah sudah disampaikan, hingga tiba giliran Baginda Raja Harun Ar-Rasyid. Seusai pidato Baginda melihat Abu Nawas duduk sendirian ditempat yg tidak ada karpetnya. Karena heran Baginda bertanya.
"Mengapa engkau tidak duduk di atas karpet?"

"Paduka yg Mulia, Hamba aturkan terima kasih atas perhatian Baginda, Hamba sudah merasa cukup bahagia duduk disini." Kata Abu Nawas.

"Wahai Abu Nawas,majulah dan duduklah di atas karpet. Nanti pakaianmu kotor karena duduk diatas tanah." Baginda Raja menyarankan.

"Ampun Tuanku yg mulia.sebenarnya hamba ini sudah duduk diatas karpet." Jawab Abu Nawas.

Baginda Raja bingung mendengar pengakuan Abu Nawas itu. Karena Baginda melihat Abu Nawas duduk diatas lantai.
"Karpet yg mana maksudmu wahai Abu Nawas?" Tanya Baginda bingung.

"Karpet hamba sendiri Tuanku yg mulia. Sekarang Hamba selalu membawa karpet kemana hamba pergi." Kata Abu Nawas seolah2 menyimpan misteri.

"Tetapi sejak tadi aku belum melihat yg engkau bawa." Kata Raja tambah bingung.

"Baiklah Baginda yg mulia,kalau memang ingin tau maka dengan senang hati akan hamba tunjukan kepada Paduka yg mulia." Kata Abu Nawas sambil beringsut-ingsut kedepan. Setelah cukup dekat dengan Baginda Abu Nawas kemudian berdiri dan menungging menunjukan potongan karpet yg ditempelkan dibagian pantatnya. Abu Nawas kini seolah-olah memantati Baginda Harun Ar-Rasyid. Melihat ada sepotong karpet menempel dipantat Abu Nawas, Raja tak kuasa membendung tawa sehingga beliau terpingkal-pingkal diikuti oleh para undangan lainya.
Menyaksikan kejadian yg menggelikan itu. Kawan2 Abu Nawas kagum padanya dan merekapun harus rela melepas seratus keping uang emas untuk Abu Nawas.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites