Agustus 17, 2010

Cinta Dua Kalimat Syahadat


Cinta adalah sebuah kata yang setiap orang tentu akan mengenalinya. Tak peduli tua maupun muda, laki-laki atau perempuan, yang jelas kata ini adalah niat, wujud, keinginan, cikal bakal dan tujuan yang telah banyak mengilhami seorang anak manusia untuk melakukan sesuatu.

“……Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu…..” (QS. Al-Hujuraat [49] ayat 7)

Itulah dia makhluk Tuhan yang diturunkan ke alam dunia dengan wujud keindahan. Karena cinta adalah dia yang mensejahterakan antara satu diri pribadi dengan mereka yang hidup disekitarnya. Cinta adalah cikal bakal hasil yang menjadikan setiap detik di dalam waktu ini menjadi satu keindahan. Cinta merupakan kesempatan yang luas kepada setiap individu untuk terus mengabdi pada kebaikan dan melangkah pada jalan kebenaran.

Pada tingkatan hakekat, cinta bukanlah pembuktian,
melainkan suatu hal yang dirasakan dan dipahami.
Cinta bukan laksana, tidak seperti, juga bagaikan,
karena cinta adalah cinta dan itulah cinta.

Namun, mengapa diantara kita masih banyak yang tetap meninggalkan kesejatian cinta untuk pergi dalam palung kegelapan. Menjauh dari sinar cinta yang hakekatnya memberikan pencerahan dalam masa kehidupan? Mengapa kita menjadikan cinta hanya sebagai wujud yang ditampakkan berdasarkan keinginan muluk tercapainya harapan? Mengapa kita menitipkan cinta pada pungguk yang terus saja merindukan bulan purnama? Mengapa cinta kerap tersisihkan dari keserakahan, kebencian, kemunafiqkan dalam diri kita? Padahal, cinta adalah ruh yang membangkitkan jiwa, energi dikala harapan hanya menjadi sebuah cita-cita yang tak kunjung kesampaian. Cinta merupakan penggugah hati disaat sedih kerap menemani. Bahkan cinta hanyalah sebagai penyebar kebaikan dalam masa kejahatan, peniti kebenaran saat salah menjadi satu kebiasaan. Sehingga, hargailah cinta sebagaimana engkau menghargai dirimu sendiri.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda mengenai cinta ini, yaitu:

“Ada tiga hal, barang siapa yang mendapatkannya maka ia akan merasakan manisnya iman, Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selainnya, ia mencintai karena Allah, ia benci untuk kembali kekafiran setelah Allah SWT menyelamatkannya sebagaimana ia benci dilemparkan ke Neraka” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Maka dari itulah, cinta pun menjadi unsur terpenting di dalam ibadah. Ia menjadi tolak ukur kesempurnaan keimanan seseorang kepada Tuhan. Karena dengan adanya cinta yang bersarang di dalam hati, maka seseorang akan mengejawantahkan perilakunya dalam ketundukan dan kepatuhan. Barang siapa yang mencintai sesuatu disertai ketundukan dan ke-patuhan, maka jiwa dan kalbunya telah beribadah kepadanya. Dan dalam hal ini hanyalah kepada Allah SWT. Bahkan cinta itu adalah tahapan terakhir (tertinggi) yang bisa dimiliki oleh seorang hamba Allah SWT dalam hal beribadah.

Hidup tanpa cinta bagai siang tanpa mentari, bagai jasad tanpa ruh, bagai hidup tanpa udara. Semua akan terasa hampa dan tidak berarti apa-apa. Cinta akan terasa duka bagi mereka yang menjadikan sebuah cinta itu hanya sebagai kebutuhan semata, padahal cinta adalah sebuah pengabdian dan ketulusan. Cinta akan terus menyesakkan dada seorang generasi muda bila ia berusaha menghirupnya dengan paksaan, karena dalam cinta hanya ada napas yang berhembus perlahan namun pasti dalam kebahagiaan.

Cinta akan agung terasa manakala berpadunya tiap serat-serat sutra kasih sayang dan menjadikannya sebagai lembaran kain kehidupan ini. Cinta adalah anugerah Tuhan yang paling berharga, karena cinta adalah sebuah ketulusan yang membelai jiwamu dengan lembut. Maka dari itu selalu ingatlah bahwa ketika engkau berjalan di atas sebuah cinta, jadikanlah ketulusan hati sebagai landasannya.

Tak ada seorangpun yang sempurna untuk dicintai,
namun seseorang bisa mencintai orang lain
dengan cara yang sempurna

Ketahuilah bahwa jalan cinta yang diinginkan oleh hatimu adalah lintasan yang lurus kepada keharibaan Sang Maha Agung di dalam setiap hirup napas hidupmu. Bila engkau telah memasukkan cinta sebagai tamu agung di dalam bilik hati dan sanubarimu, maka sapaan dan ucapan kata selamat serta untaian do`a atasmu akan dihaturkan oleh seluruh penghuni jagat raya ini, sebagai tanda betapa berharganya cinta itu. Dan cinta yang indah akan terus mengalir di dalam setiap inci tubuhmu dengan membawa energi yang positif. Karena alam semesta ini juga diciptakan atas dasar cinta yang positif pula.

Cinta sungguh sangat besar perannya dalam kehidupan seorang anak manusia, bahkan harus dijadikan dasar utama untuk melakukan sesuatu, karena yang terkandung di dalam cinta adalah:

1. Cinta yang menurut aqidah (aturan dan ketentuan Allah SWT)
2. Tidak menyakiti siapa saja (semua ciptaan Allah SWT)

Oleh sebab itu, marilah engkau menengadahkan wajahmu. Kepakkan kembali kedua belah sayapmu yang dulu pernah terseok-seok. Berikan lagi kesempatan kepada waktu, bahwa hati dan jiwamu masih tetap rela menerimanya dengan sebuah keteguhan dan keikhlasan. Karena hakekatnya cinta adalah begitu indah. Dan cinta akan terasa lebih indah jika sebelumnya telah kita sadari dengan seksama dan bersamaan juga dengan duka lara yang siap mengiringi perjalannya. Bukan dalam hal suka cita saja, akan tetapi terkadang disaat kesedihan yang panjang ia bisa memiliki arti yang jauh berlebih. Karena hati yang telah disatukan oleh duka lara akan selalu menyatu dan tak akan terkikis oleh semaraknya kebahagiaan dunia sesaat. Dan cinta yang telah di barengi dengan pengorbanan serta keikhlasan tidak akan lekas hilang seiring berjalannya waktu. Maka dari itu selalu ingatlah bahwa ketika engkau berjalan di atas sebuah cinta, jadikanlah ketulusan hati sebagai landasannya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites