Mei 03, 2011

Wudhu Sesuai Petunjuk Rasul

Berikut adalah bahasan dari Ibnul Qoyyim rahimahullah yang di sarikan dari kitab beliau Zaadul Ma’ad berisi penjelasan tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penjelasan ini amat bermanfaat bagi kaum muslimin karena dibangun di atas dalil-dalil yang shahih. Moga bermanfaat.

Di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika wudhu adalah sebagai berikut:


Berwudhu Setiap Kali Shalat

(1) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwudhu setiap kali mau shalat. Inilah kondisi beliau pada umumnya. Kadang juga beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu untuk beberapa shalat dengan sekali wudhu. (HR. Muslim)


Berwudhu dengan Tidak Boros Menggunakan Air

(2) Kadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud, kadang pula dengan sepertiganya, atau kadang lebih dari itu. [Satu mud = ukuran dua telapak tangan penuh]

(3) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat hemat ketika menggunakan air saat berwudhu. Beliau pun mewanti-wanti umatnya –dalam hadits yang sifatnya umum- agar jangan sampai boros. Beliau pun mengabari bahwa di antara umatnya ada yang berlebih-lebihan dalam thoharoh (bersuci). (HR. Ahmad)


Jumlah Membasuh Setiap Anggota Wudhu

(4) Telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau ketika membasuh setiap anggota wudhu, kadang satu kali-satu kali, kadang dua kali-dua kali, dan kadang tiga kali-tiga kali. Kadang pula beliau membasuh sebagian anggota wudhu ada yang dua kali dan yang lainnya tiga kali.


Cara Beliau Berkumur-kumur dan Memasukkan air dalam Hidung

(5) Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung, kadang dengan satu cidukan, kadang dua cidukan, dan kadang tiga cidukan.

(6) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyambungkan antara berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung (dengan satu cidukan, satu kali jalan). Beliau mengambil sebagian cidukan untuk mulut dan sebagiannya lagi untuk hidungnya. Adapun jika katakan tadi bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung dengan dua atau tiga kali cidukan, maka itu ada kemungkinan kalau beliau memisah antara keduanya. Namun yang sesuai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menyambungkan antara keduanya. Sebagaimana disebutkan dalam Shahihain (Bukhari-Muslim) dari hadits ‘Abdullah bin Zaid, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung sekaligus dari satu telapak tangan dan beliau melakukan seperti ini sebanyak tiga kali.” Dalam lafazh lainnya, “Beliau berkumur-kumur dan mengeluarkan air dari hidung sebanyak tiga kali.” Inilah penjelasan yang tepat (shahih) tentang berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung.

(7) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menggunakan tangan kanan ketika memasukkan air dalam hidung dan mengeluarkannya dengan tangan kiri.


Mengusap Kepala

(8) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengusap seluruh kepala (bukan sebagiannya saja). Kadang beliau mengusapnya dengan menarik tangan yang telah dibasahi dari belakang ke depan dan beliau tarik lagi ke belakang.


Tidak Pernah Meninggalkan Berkumur-kumur dan Memasukkan Air dalam Hidung

(9) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berwudhu selalu berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung. Dan tidak diketahui sekali pun juga kalau beliau meninggalkan berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung.


Tertib dan Berturut-turut dalam Berwudhu

(10) Demikian pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengusap anggota wudhunya sesuai urutan dan berturut-turut (tidak ada selang waktu antara anggota wudhu yang satu dan lainnya). Beliau tidak pernah meninggalkan hal ini sama sekali.


Cara Mengusap Kepala

(11) Cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap kepala yaitu kadang beliau mengusap ‘imamah (penutup kepala yang sulit dilepas), kadang pula mengusap ‘imamah dan ubannya sekaligus. [Jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengusap kepala bukan hanya mengusap ubannya saja. Beliau mengusap ubannya saat beliau menggunakan ‘imamah dan turut mengusap ‘imamah]


Membasuh Kaki

(12) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam wudhunya selalu mencuci kedua kakinya secara langsung jika saat itu beliau tidak menggunakan khuf atau kaos kaki. Namun beliau mengusap khuf dan kaos kaki jika beliau memang dalam kondisi mengenakannya. [Khuf = sepatu yang menutup mata kaki]


Mengusap Telinga Sekaligus dengan Kepala
(13) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengusap telinga langsung dengan kepalanya. Saat mengusap telinga, beliau mengusap bagian luar dan bagian dalamnya.


Tidak Perlu Mengusap Leher

(14) Sedangkan mengenai mengusap leher tidak ada satu pun hadits yang shahih yang mengajarkannya.


Yang Dibaca Sebelum dan Sesudah Wudhu

(15) Sebelum berwudhu tidak ada yang beliau ucapkan kecuali ucapan tasmiyah (bismillah) dan ucapan setelah wudhu: “Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh” (HR. Muslim), ditambah ucapan: “Allahummaj’alnii minat tawwaabiin waj’alnii minal mutathohhiriin” (HR. Tirmidzi). [Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah jadikanlah aku di antara orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci]


Niat Sebelum Wudhu

(16) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengucapkan di awal wudhu: “Nawaitu rof’al hadatsi ... (Saya berniat menghilangkan hadats ...)”. Beliau pun tidak menganjurkannya. Tidak ada seorang sahabat yang melakukannya sama sekali. Tidak pula diriwayatkan mengenai anjuran amalan ini dari satu hadits pun baik dengan sanad yang shahih atau pun dho’if sekali pun.


Tidak Berlebihan dalam Berwudhu

(17) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah membasuh anggota wudhunya lebih dari tiga kali.

(18) Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah membasuh tangan lebih dari siku dan membasuh kaki lebih dari mata kaki.


Menyela-nyela Jenggot dan Jari Jemari

(19) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyela-nyela jengotnya, namun itu bukan jadi rutinitas.

(20) Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menyela-nyela jari jemarinya dan memerintahkan untuk demikian.
 
 
Diterjemahkan secara bebas dari Muhadzdzab Zaadul Ma’ad (Ibnul Qayyim), disusun ulang oleh Sa’ad bin ‘Abdurrahman al Hushain, hal. 26-27.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites