Mei 07, 2011

Rihlah Keluarga, Penting dan Harus

Sebagaimana halnya orang yang sibuk beraktifitas disiang hari, maka malam hari adalah waktu yang Alloh karuniakan untuk mengistirahatkan seluruh aktifitas fisik kita. Itulah bagian dari sistem tawazun (keseimbangan) yang telah Alloh ciptakan.

Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (QS An-Naba 9-11)

Bagaimana dengan aktifitas berkeluarga? Tentunya, konsep tawazun ini juga musti dijalankan terutama oleh seorang kepala rumah tangga, bila menginginkan keluarga yang harmonis. Dan pastinya, kecerdasan kita dalam mengalokasikan waktu menjadi salah satu kunci keharmonisan rumah tangga.

Terkait dengan konsep tawazun, rihlah (tamasya) adalah satu hal yang kadang terlupakan dalam aktifitas berumah tangga. Beberapa alasan yang sangat lazim terungkap adalah karena sibuk bekerja, berbisnis, berdakwah, berorganisasi, sampai alasan keuangan. Karenanya, tidak sedikit keluarga yang menjadikan rihlah hanya agenda yang 6 bulanan saja, bahkan mungkin 1 tahunan. Padahal, menurut saya, kebutuhan sebuah keluarga untuk rihlah idealnya setiap bulan, bahkan lebih sering lagi.

Mungkin kita pernah mendengar ada seorang anak yang bertanya kepada bapaknya yang super sibuk dalam berbisnis, “Pak, berapa uang yang Bapak hasilkan selama 1 bulan?” Ketika disebutkan angka-angka rupiah oleh bapaknya, dengan cerdasnya si Anak itu menghitung. Kemudian, satu ungkapkan yang membuat terperanjat sang bapak keluar dari mulut anak yang polos itu “Berarti dalam 1 hari bapak dibayar segini, jadi dalam sejam bapak dibayar segini...., Baiklah pak saya akan bayar bapak sekian jam untuk pergi bersama kami, anak-anakmu”.

Barangkali kita juga pernah mendengar ketika sebuah keluarga sering ditinggal oleh bapaknya yang sibuk berorganisasi dan beraktifitas dakwah. Suatu saat ketika sang bapak berpamitan untuk pergi dengan alasan harus mungurus umat, anaknya yang polos mengatakan “Bukankah kami juga umat, kapan Bapak mengurus kami?’

Pertanyaan-pertanyaan dari anak tak berdosa ini tentunya tidak akan kita biarkan begitu saja. Itu adalah akibat dari ketidakseimbangan kita dalam mengalokasikan waktu, sehingga ada hak-hak keluarga yang kita lupakan. Inilah sebabnya, mengapa rihlah keluarga termasuk kebutuhan yang saya anggap begitu penting. Ya, rihlah keluarga menjadi salah satu jawaban, untuk menjaga harmonisasi hubungan dengan mereka, istri dan anak-anak kita.

Rihlah keluarga bukanlah hal yang berat untuk dilakukan. Rihlah bukan pula agenda rutin yang harus mengeluarkan uang yang besar dan waktu yang menyita. Kita bisa memodel rihlah dengan cara sendiri. Dihari libur atau kapanpun, kita bisa melakukannya dengan sangat sederhana, misalnya memindahkan acara makan siang dari rumah ke tempat-tempat yang nyaman di pinggiran kota atau di tempat yang kita rasa nyaman untuk berkumpul bersama keluarga. Disana kita bisa menghabiskan 2-3 jam untuk bercengkerama bersama keluarga. Bahkan, kalau perlu kita tidak usah membeli makanan diluar, bawa bekal saja dari rumah.

Rihlah juga bisa kita lakukan dengan mengenalkan masjid kepada anak-anak kita. Dalam waktu 2-3 jam kita bisa mengajak mereka mengunjungi masjid-masjid besar disekitar kita, atau taman-taman kota. Salah satu kecenderungan anak adalah suka bermain ditempat lapang, maka manfaatkan masjid atau taman kota yang memiliki lapang yang luas. Disanalah kita bisa memahamkan kepada anak-anak kita tentang keindahan alam, dan kebesaran sang pencipta-Nya.

Bila kita kreatif, sebenarnya banyak sekali cara untuk membuat acara rihlah keluarga menjadi acara yang menyenangkan dan dapat mencairkan kebekuan suasana keluarga, dengan biaya yang sangat murah dan waktu yang singkat.
 
Jika kita merasa tempat tinggal yang kita diami masih kurang nyaman, makanan yang tersedia masih cukup sederhana, dan sarana hidup lain yang masih belum memadai, namun sebenarnya, perhatian kita jauh lebih utama. Kesibukan kita bekerja, berbisnis, berdakwah atau apapun, tidak boleh sedikitpun menjadikan sebuah kedzoliman terhadap orang-orang yang kita cintai. Wallohu A’lam bish showwab.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites