Oktober 28, 2010

Surat untuk Seluruh Akhwat di Dunia

Ukhtifillah..
Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa peduli?
Kerana itu kau tak mengenalku dan memang tak perlu mengenalku.
Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu dengan bunga terindah sekalipun.
Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah, tersempurna dan tertinggi.
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu, kerananya kau tak mendatangkan persamaan.


Ukhtifillah,
Jangan pernah biarkan aku menatapmu penuh, kerana akan membuatku mengingatimu.
Bererti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.
Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku.
Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari.
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh lumpur.
Kerana sesungguhnya dirimu terlalu suci.

Ukhtifillah,
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berhujung.
Ada ingin tapi tiada henti.
Menyentuhmu merupakan ingin diri, meski hujung penutupmu
pun tak berani ku sentuh.
Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku kerana sucimu kau pertaruhkan.
Mungkin kau tak peduli..
Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku bila kau kalah.
Dan tak lebih dari wanita biasa.

Ukhtifillah,
Jangan pernah kau tatapku penuh
Bahkan tak perlu kau lirikkan matamu untuk melihatku.
Bukan karena aku terlalu indah, tapi kerana aku seorang yang masih kotor.
Aku bisa memakai topeng keindahan pada wajah burukku, mengenakan pakaian sutera emas.
Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor dari lumpur.
Kau memang suci, tapi mungkin kau termanipulasi.
Kerana kau hanya manusia-hanya wanita.

Ukhtifillah,
Beri sepenuh dirimu pada dia sang lelaki suci yang dengan sepenuh hati membawamu ke hadapan Tuhanmu.
Untuknya dirimu ada, itu kata fikiranku, terukir dalam kitab suci, tak perlu dipikir lagi.
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam rangkaian khitbah dan akad yang indah.
Atau kejar sang lelaki suci itu, kerana itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.
Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci.

Ukhtifillah,
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas.
Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu, mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tiada sampai kau mati.
Mungkin itu bererti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di fana saat ini.
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu, yang kau bangun dengan segala kekhusyukan tangis do'amu.

Ukhtifillah,
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang terpilih itu,
melainkan pada jalan yang kau pilih,
seperti kisah seorang wanita sufi di masa lalu yang meminta keIslaman sebagai mahar pernikahannya.
Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi.
Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cinta dalam setiap denyut nadi kita.

Dan benarlah janji Allah itu...

"Perempuan-perempuan jahat untuk laki-laki yang jahat, laki-laki yang jahat untuk perempuan-perempuan yang jahat pula, perempuan-perempuan baik untuk laki-laki baik.
Laki-laki baik untuk perempuan-perempuan baik pula. Mereka itu (orang-orang baik) terlepas dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh keampunan dan rezeki yang mulia."

(Surah an-Nuur : 26)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites