September 01, 2010

Keajaiban Ka'bah

Istilah Ka’bah adalah bahasa Al Quran dari kata “ka’bu” yg berarti “mata kaki” atau tempat kaki berputar bergerak untuk melangkah. Ayat 5/6dalam Al-Quran  menjelaskan istilah itu dengan “Ka’bain” yang berarti ‘dua mata kaki’ dan ayat 5/95-96 mengandung istilah ‘ka’bah’ yang artinya nyata “mata bumi” atau “sumbu bumi” atau kutub putaran utara bumi.

Namun banyak hal yang belum kita ketahui mengenai sejumlah kejadian yang menyelimuti misteri keberadannya. Berikut hal-hal yang perlu kita kaji sebagai renungan dan ilmu yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita agar semakin percaya dan memperkuat iman kepada-Nya.

Ka'bah Sebagai Pusat Bumi 
Berkaitan dengan Temuan ilmuwan NASA, Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah  di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Prof. Hussain Kamel, menemukan suatu fakta mengejutkan bahawa Mekah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan itu, ia menarik garis-garis pada peta, dan setelah itu ia mengamati dengan saksama posisi ketujuh benua terhadap Mekah dan jarak masing-masing.

Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan projek garis bujur dan garis lintang. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahawa Mekah merupakan pusat bumi atau dunia. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Ogos, 1978).


Gambar-gambar satelit yang muncul kemudian pada tahun 90-an menekankan hasil dan natijah yang sama, ketika kajian-kajian lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahawa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama masa geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan itu terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke arah Makkah.

Berdasarkan kajian di atas, bahawa Mekah berada pada tengah-tengah bumi (pusat dunia), maka benar-benar diyakini bahawa Kota Suci Mekah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia.
Jadi, mengapa Ka’bah menjadi kiblat seuluruh ummat muslim dunia ? karena Ka’bah adalah pusat atau sumbu dunia.  Hal ini juga terkait dengan keberadaannya sebagai rumah Allah yang menjadi pusat spiritual hubungan antara ruh manusia dengan sang penciptanya.  Jadi sholat yang kita lakukan adalah untuk makanan rohani kita.

Mengapa terletak di Kota Mekkah ?
Berdasarkan sejarah dibangunnya Ka’bah, Sepintas lalu bahwa ayat di atas mengatakan bahwa Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama membangun Ka’bah dipermukaan bumi ini, seperti dipahami oleh sebagian kaum muslimin. Padahal bila dicermati, sebelum Nabi Ibrahim menginjakkan kakinya ke tanah Mekkah sudah ada bangunan Ka’bah yang telah dibangun oleh malaikat dan generasi sebelum Nabi Ibrahim as. Hal itu dapat dipahami dari kata “Yarfa’u” meninggikan berarti meninggikan bangunan yang
suda ada.

Pertama Generasi Malaikat, dua ribu tahun sebelum Nabi Adam diciptakan Malaikat sudah membangun Ka’bah di bumi ini atas perintah Allah SWT. Di dalam Alquran dijelaskan bahwa ketika Allah SWT hendak menciptakan Nabi Adam as, Allah SWT berfirman kepada malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi, lalu para malaikat bertanya: Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi ini, orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau. (QS. al-Baqarah : 30). Ketika itu Allah menjawab: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
(QS. al-Baqarah: 30).
Riwayat menceritakan bahwa Ka’bah pada masa itu terletak di atas buih yang keras, yaitu benda pertama yang muncul di bumi ini, Maha Benarlah Allah Swt. yang telah berfirman: Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun di muka bumi ini adalah di Makkah. (QS. Ali Imran: 96).
Menurut penglihatan dari kamera satelite NASA, mereka melihat ada satu cahaya yang bersinar dari bumi dan sinarnya begitu kemilau ketika dilihat dari satelite tersebut.  Setelah diperbesar, ternyata cahaya kemilau itu berasal dari Masjidil Haram atau Ka’bah.
Bila kita membaca kembali tentang Misteri 7 Lapisan Langit danperjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad, ternyata dimensi kita saling berkaitan dengan dimensi lainnya.. artinya ditempat yang sama kita pijak sekarang juga letaknya sama dengan dimensi lainnya hanya saja dimensinya yang berbeda.  Itu berarti pintu menuju Sidratul Muntaha terletak di Masjidil Aqsa Palestina karena sebenarnya Rasulullah tidak berpindah kemanapun melainkan tetap berada di Masjidil Aqsa hanya saja beliau pindah dimensi.  Dan kemudian beliau menuju Sidratul Muntaha  – artinya Sidratul Muntaha di dimensi tertinggi  yang sebenarnya adalah di Masjidil Haram atau Ka’bah di dimensi kita. Wallahualam.

Batu Hajar Aswat
Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membangun Ka'bah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Kaabah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail berupaya keras untuk menyelesaikan pembangunannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.

Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Kaabah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah. Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, “Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia.”
Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik.

Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, “Dari mana kamu dapat batu ini?”
Nabi Ismail berkata, “Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril).”  Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswat itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah.

Sementara itu menurut penelitian mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah mesium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka’bah) dan pihak mesium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :
Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.”

Sehingga dapat dikatakan bahwa Batu Hajar Aswat itu bukan berasal dari dunia kita, melainkan dari dimensi lain atau akhirat yang diturunkan ke dunia.. Wallahu’alam.
Maha benar Allah dengan segala firmannya…

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites