Agustus 16, 2010

Orang-orang yang Didoakan Malaikat

1. Orang-orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).

Catatan mengenai adab tidur:Dari Al Barra' bin 'Azib r.a berkata, „Rasululllah s.a.w bersabda kepada saya : „Apabila kamu hendak tidur maka wudlu'lah lebih dahulu seperti wudlu' untuk mengerjakan shalat, kemudian berbaringlah pada pinggangmu sebelah kanan seraya membaca :

Allaahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhii ilaika wafawwadltu amrii ilaika wa-alja'tu zhahrii ilaika rahbatan wa raghbatan ilaika laa malja-a walaa manjaa minka illaa ilaika aamantu bikitaabikal ladzii anzalta wabinabiyyikalladzi arsalta
Wahai Allah saya menyerahkan diri saya kepadaMu, saya menghadapkan wajah saya kepadaMu, saya menyerahkan segala urusan saya kepadaMu, dan saya sandarkan punggung saya kepadaMu dengan penuh harapan dan rasa takut kepadaMu, tidak ada tempat perlindungan atau tempat keselamatan dari siksaanMu kecuali hanya kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan beriman kepada Nabi yang Engkau utus.

Apabila kamu mati dalam tidur itu maka kamu mati dalam keadaan bersih; dan jadikanlah bacaan itu sebagai penghabisan dari semua perkataanmu." (Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Catatan mengenai bangun pada tengah malam untuk mengerjakan shalat malam: Kalau masih diberi umur, usahakan shalat tahajjud bersama suami/isteri

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda : „Syetan mengikat pada tengkuk kepala salah seorang di antara kamu sekalian sewaktu tidur dengan tiga ikatan. Pada masing-masing ikatan syetan itu berkata : „Tidurlah lagi malam masih panjang." Apabila orang itu bangun kemudian dzikir kepada Allah ta'ala maka lepaslah satu ikatan; apabila ia berwudlu' maka lepaslah satu ikatan lagi; dan apabila ia shalat maka lepaslah semua ikatan itu sehingga pada waktu pagi ia akan tangkas dan tenang jiwanya; sedangkan kalau tidak, maka ia akan lesu dan malas." (Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dari Jabir r.a berkata : „Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, „Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat dimana bila seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah ta'ala baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun urusan akhirat niscaya Allah mengabulkan permohonannya itu. Dan saat yang demikian itu ada pada setiap malam." (Riwayat Imam Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a, berkata, Rasulullah saw. Bersabda : „Allah sangat mengasihani seorang laki-laki yang bangun pada waktu malam kemudian mengerjakan shalat dan ia mau membangunkan isterinya; bila istrinya enggan untuk bangun maka ia menyiramkan air pada muka istrinya itu. Allah sangat mengasihani seorang perempuan yang bangun pada waktu malam kemudian mengerjakan shalat dan ia mau membangunkan suaminya; bila suaminya enggan untuk bangun maka ia menyiramkan air pada muka suaminya itu." (Riwayat Imam Abu Daud).

Dari Abu Hurairah dan dari Abu Sa'id r.a berkata, Rasulullah saw. Bersabda : „Apabila seorang laki-laki membangunkan istrinya pada waktu malam kemudian keduanya shalat atau ia shalat dua raka'at dengan bersama-sama maka masing-masing dicatat dalam golongan orang-orang yang selalu dzikir kepada Allah." (Riwayat Imam Abu Daud).


2. Orang-orang yang duduk menunggu shalat.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469)

Catatan mengenai duduk menunggu shalat:Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda : „Seseorang itu selalu dianggap mengerjakan shalat selama ia tertahan untuk menantikan shalat, tidak ada yang menahannya untuk kembali ke rumahnya melainkan shalat." (Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dari Anas r.a. bahwasanya pada suatu malam Rasulullah saw. Mengakhirkan shalat Isya' sampai tengah malam kemudian beliau menatap kami setelah selesai shalat serta bersabda : „Orang-orang telah shalat dan telah tidur, sedangkan kamu sekalian tetap dianggap mengerjakan shalat selama kamu menantikan shalat." (Riwayat Imam Bukhari).


3. Orang-orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat.
Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan" (Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

Dari Al Barra' bin 'Azib r.a. berkata : „Rasululah saw. Memasuki sela-sela barisan sambil mengusap dada dan bahu kami, serta bersabda : „Janganlah kamu sekalian berbengkok-bengkok karena nanti hatimu akan berbengkok-bengkok.". Beliau bersabda pula : „Sesungguhnya Allah mengaruniakan rahmat dan malaikatNya memohonkan rahmat kepada orang-orang yang berada pada shaf pertama." (Riwayat Imam Abu Daud).

Dari 'Aisyah r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda : „Sesungguhnya Allah memberikan rahmat dan malaikat memohonkannya kepada orang-orang yang berada pada shaf sebelah kanan." (Riwayat Imam Abu Daud).

Catatan: (Mengapa sebelah kanan? Barangkali ini jawabannya)Dari Al Barra' r.a. berkata : „Bila kami shalat di belakang Rasulullah saw. maka kami suka pada sebelah kanannya karena beliau menatap kami dengan wajahnya, sehingga saya mendengar beliau berdo'a :
"Rabbi qinii 'adzaabaka yauma tab'atsu atau tajma'u 'ibaadak"
Wahai Tuhan, hindarkan aku dari siksaanMu pada hari Kau bangkitkan atau Kau kumpulkan hamba-hambaMu). (Riwayat Imam Muslim


4. Orang-orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf" (Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

Catatan mengenai menyempurnakan shaf pertama dan merapatkan shaf: (Supaya sama dengan shalatnya malaikat)Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata : „Rasulullah keluar kepada kami dan bersabda : „Kenapa kamu sekalian tidak berbaris sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan Tuhan?". Kami bertanya : „Wahai Rasulullah, bagaimana para malaikat itu berbaris di hadapan Tuhan." Beliau menjawab : „Mereka menyempurnakan barisan pertama dan mereka rapat di dalam barisan." (Riwayat Muslim).


5. Orang-orang yang sewaktu seorang Imam selesai membaca QS Al-Fatihah kemudian mengucapkan 'Amin' bersamaan dengan malaikat.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no. 782)


6. Orang-orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Malaikat itu selalu memohonkan rahmat kepada salah seorang di antara kamu sekalian selama ia berada pada suatu tempat yang mana ia shalat di tempat itu, selama ia tidak berhadats. Malaikat itu berdoa: "Allaahummaghfir lahu, Allaahummarhamhu" (Wahai Allah ampunilah dosa orang itu, wahai Allah kasihanilah orang itu.) (Riwayat Imam Bukhari).


7. Orang-orang yang melakukan shalat Shubuh dan 'Ashar secara berjama'ah.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'Ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'Ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?'. Mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka juga sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

Catatan mengenai shalat slata Isya dan Shubuh:Dari 'Utsman bin 'Affan r.a. berkata : „Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang shalat Isya' dengan berjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan shalat setengah malam, dan barangsiapa yang shalat Shubuh dengan berjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan shalat semalam suntuk."(Riwayat Imam Muslim).

Dalam riwayat At Turmudzy dari 'Utsman r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda : „Barangsiapa mengerjakan shalat Isya' dengan berjama'ah maka ia dianggap mengerjakan shalat setengah malam, dan barangsiapa yang shalat Isya' dan Shubuh dengan berjama'ah maka ia dianggap mengerjakan shalat semalam suntuk." (Riwayat Imam At Turmudzy).


8. Orang-orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata: 'Aamiin, dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733)

Dari Abud Darda' ra. bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Tiada seseorang muslim yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu kecuali malaikat berkata: "Dan untuk kamu juga seperti itu." (Riwayat Imam Muslim).

Dari Abud Darda' ra. bahwasanya Rasulullah saw.bersabda :"Doa seseorang muslim kepada saudaranya itu mustajab; pada kepala seorang muslim itu ada malaikat yang diberi tugas dimana bila ia mendoakan baik kepada saudaranya maka malaikat yang diberi tugas itu mengucapkan: "Semoga Allah mengabulkan, dan untukmu juga seperti itu." (Riwayat Muslim).


9. Orang-orang yang berinfak.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali dua malaikat turun kepadanya. Salah satu di antara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

Catatan mengenai infak:Allah berfirman :"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi rizki." (QS. Saba : 39).


10. Orang-orang yang makan sahur.
Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi saw. datang ke tempat Sa'd bin 'Ubadah ra. kemudian ia menyajikan roti dan mentega maka beliau pun memakannya serta bersabda : "Telah berbuka di tempatmu orang-orang yang berpuasa, dan memakan makananmu orang-orang yang baik, serta malaikat mendoakan kamu. (Riwayat Imam Abu Daud).


11. Orang-orang yang menjenguk orang sakit.
Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

Dari 'Ali ra berkata : "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, "Setiap muslim yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70.000 malaikat sampai waktu sore. Dan bila ia menjenguknya pada waktu sore maka ia akan dimintakan rahmat oleh tujuh puluh ribu malaikat sampai waktu pagi serta ia mendapat jaminan buah-buahan yang siap dimakan di dalam surga." (Riwayat Imam At Turmudzy).

Catatan mengenai keutamaan menjenguk orang sakitDari Tsauban ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Sesungguhnya bila seorang muslim menjenguk saudaranya sesama muslim maka seakan-akan ia senantiasa berada dalam kebun sorga sehingga ia kembali." Ada seseorang bertanya: "Apakah yang dimaksud dengan khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab: "Kebun surga yang sedang berbuah." (Riwayat Imam Muslim).


12. Orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim terhadap seorang 'abid (orang yang selalu beribadah tetapi tidak pandai) itu bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian." Kemudian Rasulullah saw. meneruskan sabdanya: "Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat (memintakan rahmat) kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Catatan mengenai keutamaan mengajarkan kebaikan pada orang lain:Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang mengajak orang kepada suatu petunjuk (kebaikan) maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun." (Riwayat Muslim).



13. Orang-orang yang menuntut ilmu.
Dari Abud Darda' ra. berkata, "Saya mendengar Rasululah saw. bersabda: "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Alah memudahkan baginya jalan ke surga. Dan sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena puas dengan apa yang diperbuatnya, dan bahwasanya penghuni langit dan bumi sampai ikan yang ada di lautan itu senantiasa memintakan ampun kepada orang yang pandai...."
"Kelebihan si 'alim terhadap si 'abid adalah bagaikan kelebihan bulan purnama terhadap bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya ulama' itu adalah pewaris para Nabi dan bahwasanya Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham (kekayaan duniawi) tetapi para Nabi mewariskan ilmu pengetahuan, maka barangsiapa yang mengambil (menuntut) ilmu maka ia telah mengambil bahagian yang sempurna." (Riwayat Imam Abu Daud dan Imam At Turmudzy).


14. Orang-orang yang berkumpul untuk membaca dan mempelajari Al Qur'an.
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda : "Bila sesuatu kaum berkumpul pada salah satu dari rumah-rumah Allah dimana mereka membaca dan mempelajari Al Qur'an maka turunlah ketenangan di tengah-tengah mereka, serta mereka selalu diliputi oleh rahmat, dikerumuni oleh malaikat, dan disebut-sebut Allah di depan malaikat yang berada di sisiNya." (Riwayat Muslim).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites